Pages

Senin, 21 April 2014

Pondok penantian



Seharusnya sore ini aku sendirian . Menikmati senja yang mendung dengan angin mulai bertiup tipis membelai kulitku . Pintu kaca kamarku terbuka oleh seseorang yang membuat acara sembunyiku sore ini gagal . Kututup novel yang sedang kubaca dan menaruhnya di atas meja kayu di dekat sofa. Aku beranjak berdiri dan menoleh mencari sosok yang membuka pintu itu.
“kamu datang“
hela nafasku panjang,kusiratkan senyum di sudut bibirku . Aroma hutan menyeruak sedikit menggugah hidungku, menarikku kembali menatapmu. Sepatu yang selalu terlihat kusam berdebu itu selalu menjadi ciri khas dari penampilanmu .

“hay.. dean , kamu gak mau memelukku ?” sapamu lembut dengan senyumanmu yang manis . Dan aku hanya tersenyum seraya mendekat padamu . Kamu letakkan ranselmu di kursi kayu tua itu dan kini aku tenggelam dalam pelukanmu , pelukan yang selalu membuatku merindu . Aroma sengatan matahari dan bau hutan begitu lekat pada pakaianmu , hal yang kurang membuatku nyaman tapi juga tak menggurungkan niatku untuk menjauh dari pelukanmu barang sedetikpun .
Mengacak – acak rambutku adalah kesukaanmu dan aku tak pernah marah , malah menyukainya . Aku selalu merasa seperti anak kucing yang dimanja oleh majikannya ketika kamy lakukan itu berulang – ulang . Kamu duduk di sofa tempatku duduk sebelumnya .
“masih sama , kamu gak ingin membuat minum ?”
“tidak “ jawabku  datar . Sore itu memang aku tak membuat minum ,bahkan, semenjak siang tadi aku tak memakan apapun  dan sejujurnya badanku kini terasa begitu lemas . Kau bangkit dan menarikku untuk duduk di sofa . Dengan isyarat jari telunjuk yang kau tunjukkan padaku , aku mengerti maksudmu . Kau ingin aku duduk diam disini dan tak pergi kemana – mana . Dan aku hanya tersenyum lemah untuk menunjukkan aku mengerti .
Kupandangi air danau bergerak menimbulkan sedikit gelombang , kumasukan kakiku kedalam air . “Hmm... dingin “ airnya sedikit dingin tapi menyegarkan pikirku , kupejamkan mata untuk menikmati sensasinya . Terik matahari sore yang sedikit hangat .. semilir angin yang bertiup segar membuatku seperti melihat alam dengan mata tertutup .
Imajinasi dan memori sedang beradu dalam pikiranku , seperti sedang menonton video yang di putar di layar tancap . Kenangan manis, pahit , sedih bermunculan tak berarturan tak memberiku sedikit jeda untuk lebih mencerna . Ini sudah seperti memasukan roti bulat – bulat kemulut tanpa bisa dicerna terlebih dahulu . Semilir angin meniupkan sebuah aroma , yang aku tahu pasti aroma apa itu .
“Hmmm...............kepiting kare “
membuat mataku terbuka seketika , dan ternyata piring kayu yang menjadi piring favoritku dengan seonggok nasi yang di sirami kuah kari dan kepiting berukuran sedang, berada di samping nasi sangat terlihat kontras dan mengguggah selera .
“makan dulu.. aku tahu kamu pasti belum makan dari tadi, di dapur hanya ada miecup dan itu sudah menguatkan opiniku “ katamu sembari menurunkan 2 cangkir minuman dari nampan yang kamu bawa . Sejenak aku berfikir ternyata lama kamu berkelana tak menghilangkan memorimu tentang apa yang aku suka . Kamu mulai memasukkan sendok yang terisi penuh dengan nasi kedalam mulutmu , aku selalu suka melihat cara kamu makan yang terlihat begitu bernafsu . Terkadang kamu terlihat seperti anak kecil yang baru mendapatkan mainan yang di inginkannya .
“rasanya masih sama seperti kari buatanmu setahun yang lalu “ kataku dalam hati memuji masakannya . Kini tinggal suapan terakhir dan habislah , perutku terasa sedikit begitu kenyang . Kamu mulai bertanya padaku “ kali ini berlari dari hal apa ? “ dengan mata masih tetap menatap ke air . Aku hanya menghela nafas panjang dan berkata ‘ tak ada ‘ .
Matahari kian mulai menghilang di balik bukit itu dan udara semakin terasa dingin . Diam ... dan hal itu terjadi cukup lama , kita seperti sibuk bermain dengan imajinasi kita masing – masing . Dan sampai pada akhirnya aku berbicara
“Lan ......... “
“iyah ? “
“bagaimana petualanganmu kemarin di karimun jawa ?”
“sangat luar biasa, seperti yang pernah aku katakan . Kita akan merasa luar biasa setiap menjumpai hal baru yang menarik dan menantang “
“ahh... baguslah “
“Dean...................”
“ahh.. iya Lan ?? “
“kemarin ..... aku iseng melihat – lihat isi blogmu “
Mataku seketika tercekat dan nafasku tertahan sesaat ketika aku mendengar kalimat terakhir ‘ blogmu ‘ yang dimana itu berarti blog milikku . Dan langsung pikiranku terjurus pada satu postingan yang kutulis 2hari yang lalu , tulisan yang aku tulis dengan penuh kepiluan dan rasa sakit yang mendera di hatiku . Tulisan yang memang menggambarkan perasaanku kepadanya ‘ Kelana ‘ . Lelaki dengan tinggi 170cm berwarna kulit sawo matang yang di sebabkan hobinya berpetualang, bentuk tubuhnya yang atletis , dengan rambut yang sedikit gondrong , mata coklat yang seperti pecahan kacang halzenut dan senyum yang selalu membuat jantung wanita manapun berdegup tidak normal . Dan dialah lelaki yang sedang duduk di sampingku .
 Aku masih membisu dalam potret gambar yang kini muncul silih berganti di samping pertentangan hati untuk berkata apa atas pertanyaanya ? lambaian tanganya menyadarkan .
 “Kenapa ? ada yang salah ?” tanyamu yang membuatku sedikit tersadar .
“Ah.. tak ada yang salah . lalu kenapa ? “
masih dengan gaya santaimu , kamu menatapku dengan sedikit nakal
“tak mengapa , sepertinya kamu sudah menemukannya . Lelaki pengganti Roy “
“he,emmmm......” disertai anggukan kecil sebagai pertanda benar
“kamu bodoh “
aku bingung kenapa dia berkata aku bodoh dan sejujurnya dari satu stengah tahun kami kenal dan dekat dia tak pernah berkata seperti itu . Dan sepertinya dia menangkap ekspresi kebingungganku .
“kenapa ? kenapa kamu tak mengungkapkan saja pada lelaki itu jika kamu mencintainya ? menunggu takkan membuatmu mendapatkannya .Kamu pengecut “
“Apaaa?? Aku peng...pengc... pengecut ??? “
gumamku dalam hati seakan tak percaya dengan kata – kata itu barusan . seperti roket yang siap berangkat dadaku mulai sesak menghujamkan kata – kata yang tak mampu terkeluar di bibirku . Aku tak benar yakin adanya rasa yang sama padanya . Dan sempat aku berfikir apakah hanya aku yang merasakan hal ini ?? penantianku setahun tak berarti ?????
Tiba – tiba kau bangkit dari dudukmu dan mulai membalikkan badanmu menuju pintu . Dan rasa muak menyelimuti hatiku , tanpa kukomando lagi badanku berdiri dan berbalik tanpa melangkah . Dan bibir yang selama ini terkunci rapat mulai bermain dengan kata , dengan tanggan menggepal menahan sedikit emosi dan rasa takut yang ada
“satu setengah tahun yang lalu saat Abang meninggal, kamu hadir dalam kehidupanku . Diawal kehadiranmu , aku sangat bahagia.. sikap lembutmu , manis perlakuanmu padaku seperti menemukan wujud renkarnasi dari Abang. Nyaman ? itu sangat pasti.. kau selalu ada disaat – saat terberat hidupku dan tak pernah berfikir rasa itu akan berubah seperti ini , lima bulan berlalu ketika kau mulai sibuk kembali berpetualang aku merasa rindu akan hadirmu . Disela kekosongan yang ada hadir sosokmu tak pernah berhenti ,sudah kucoba menghentikan perasaan ini tapi aku tak bisa . Aku memang pengecut , aku tak berani mengunggkapkan hal ini,aku terlalu takut untuk penolakan dan kamu akan menjauh dariku . “
Belum tuntas kalimatku , ia menyelanya
“ mama telah memilihkan jodoh untukmu , sebaiknya kamu kembali “
“ aku tak mencintainya “
“hentikanlah sikap bodohmu ini , dia lelaki yang mapan“
“tak akan !! aku... aku.... ak... kuuuu.....”
pintu mulai tergeser dan kakinyapun bersiapa melangkah masuk kedalam pondok
“aku... aku mencintaimu Kelana “
jeritku sedikit tertahan di sela derai air mata yang terjatuh , dan langkah kaki itu terhenti . Mataku tak lagi dapat melihat jelas ke arah depan karna begitu derasnya air mata yang berkumpul siap berjatuhan . Tubuhku masih terpaku berdiri disini diterpa angin yang mulai sedikit kencang dan terasa dingin . Aku tak lagi berharap kau akan mendengarkanku ataupun menengok kebelakang  .Tiba – tiba kurasakan badanku jatuh pada sesuatu yang hangat , pikiranku mulai tak benar aku merasa seperti melihat ikan berlarian di sekelilingku .
*
kulihat seekor kelinci berlari kecil berwarna coklat muda berlarian di dekatku , sangat lucu dan menggemaskan . Aku coba berlari mengejarnya hingga aku tersandung sebuah batu di dekat pohon . Kurasakan seperti ada yang menggoyangkan lenganku dan menyebut namaku Dean... Deandra bangunnn .
Kubuka mataku , dan “ Abang ............. “ pekikku . Kurasakan hangat pelukan Abang , pelukan yang sangat kurindukan . Hangat .... tanpa terasa air mataku mulai berjatuhan tanpa bisa kubendung .
“ menaggislah sayang ... “
aku tetap menanggis dan mungkin semakin menjadi bersamaan semakin eratnya pelukanku padanya . Hanya dialah orang yang paling memahamiku di banding saudaraku yang lainnya , dialah yang selalu memanjakanku disaat kasih sayang orang tua tak kudapatkan secara utuh disebabkan perceraian mereka .
“abang aku rindu padamu “
abang mulai melepaskan pelukannnya , dan dia hanya tersenyum .
“Dean.... bangunlah dan kembalillah pada Kelana , abang menyayangimu gadis kecilku .
*
“Abangggggg ............... !!!!!!!!!!!!!!!1 “
“Dean... dean ??? “ suara Kelana membanggunkankku dari mimpiku, begitu melihatnya aku langsung reflek memelukya dan menaggis sejadi – jadinya . Suaraku begitu terdengar parau ketika masih menyebut nama Abang . Kelana memelukku dan menggelus rambutku dengan rasa perhatiannya , dan diapun melepakan pelukkannya ketika aku mulai bisa mengontrol tanggisku .
“maaf “ kataku seraya sedikit menjauh darinya .
“tak apa , aku mengerti “
“apa yang terjadi padaku? “ aku merasa ada hal yang aneh pada diriku .
“kau pingsan selama 2hari gara – gara kau jatuh ke danau . kau tak ingat ?”
aku mulai menyadari dan ingat yang terjadi saat itu . Belum selesai pikiranku mencerna dan memfahami keadaan yang ada .
“Dean.... “
sembari tannganya meraih semariku ,
“aku tahu , aku bukanlah pria yang cukup peka . Dan aku adalah seorang pecundang dengan segala keegoisanku , aku terus mencari sosok yang pas . padahal pada kenyataanya orang yang memahamiku berada didekatku  bahkan sangat dekat denganku .
“Dean..... I love you” bisikmu di telinggaku .
Seketika aku merasa aliran darahku di pompa begitu cepat menuju jantung, dan terasa bunga – bunga tumbuh di dalamnya . Kata – kata yang singkat namun begitu membuatku tenang , kata yang telah lama kunantikan . Dan kini penantian selama setahunku terbayarkan sudah , kini aku tahu rasa itu sama .
“Deannn..... aku mencintaimu karena Allah , dan maukah kau menjadi pendampingku menyelesaikan petualangan hidup ini bersamaku ?? “
Subahanallah.... aku tak tau harus berkata apa lagi hanya anggukan dan derai air mata yang menjadi jawabannya . Dan kini aku benar – benar merasa bahagia .
**
Udara pagi yang sejuk , terpaan hangat matahari menerpa mukaku . aku terbangun dan coba beranjak melangkahkan kaki ke balkon kamarku . Samar – samar orama teh kayu manis kesukaanku tercium, dan semakin kuat saat kuinjakkan kakiku di pintu balkon yan terbuka .
“Morning sleepyhead J
suara yang sangat khas milik Kelana . ia menyodorkan segelas teh kayu manis kesukaanku .
“Aku tak bermimpi “ gumamku sambil mencubit pipiku .
“you’re not dreamed darl... “
ucapnya dengan gaya santainya sambil meyeruput kopinya . Dan aku hanya tersenyum malu mendengarnya .
“Deann....”
“iyah “ jawabku sambil melirik kearahnya ..
“setahun kamu menungguku , itu adalah waktu yang sangat lama . Aku memiliki pekerjaan yang harus aku selesaikan dan petualangan yang harus aku tuntaskan . “
Dan aku mengerti maksud perkataannya , dan sebelum kata itu berlanjut aku menjawabnya
“Tak apa menunggu sebulan, duabulan , setahun, duatahun . Takkan jadi masalah bagiku dengan suatu kepastian bahwa kau memilikki rasa yang sama “ 
Dia melihatku sedikit terperangah dan tersenyum aneh.. mungkin baginya aku aneh , tak apa . Yang penting aku sudah mengunggkapkannya .
“1bulan , aku butuh waktu sebulan untuk mengurus pekerjaanku dan sekaligus kepindahanku “
“pindah ???”
“aku meminta di pindah tugaskan di Malang , aku ingin kita menghabiskan waktu kita berdua disana hingga akhir menjemput “
“baik .. aku mengerti . sebulan
J
Aku tetap akan menunggumu disini Kelana, di pondok usang ini .

0 komentar:

Posting Komentar

Senin, 21 April 2014

Pondok penantian



Seharusnya sore ini aku sendirian . Menikmati senja yang mendung dengan angin mulai bertiup tipis membelai kulitku . Pintu kaca kamarku terbuka oleh seseorang yang membuat acara sembunyiku sore ini gagal . Kututup novel yang sedang kubaca dan menaruhnya di atas meja kayu di dekat sofa. Aku beranjak berdiri dan menoleh mencari sosok yang membuka pintu itu.
“kamu datang“
hela nafasku panjang,kusiratkan senyum di sudut bibirku . Aroma hutan menyeruak sedikit menggugah hidungku, menarikku kembali menatapmu. Sepatu yang selalu terlihat kusam berdebu itu selalu menjadi ciri khas dari penampilanmu .

“hay.. dean , kamu gak mau memelukku ?” sapamu lembut dengan senyumanmu yang manis . Dan aku hanya tersenyum seraya mendekat padamu . Kamu letakkan ranselmu di kursi kayu tua itu dan kini aku tenggelam dalam pelukanmu , pelukan yang selalu membuatku merindu . Aroma sengatan matahari dan bau hutan begitu lekat pada pakaianmu , hal yang kurang membuatku nyaman tapi juga tak menggurungkan niatku untuk menjauh dari pelukanmu barang sedetikpun .
Mengacak – acak rambutku adalah kesukaanmu dan aku tak pernah marah , malah menyukainya . Aku selalu merasa seperti anak kucing yang dimanja oleh majikannya ketika kamy lakukan itu berulang – ulang . Kamu duduk di sofa tempatku duduk sebelumnya .
“masih sama , kamu gak ingin membuat minum ?”
“tidak “ jawabku  datar . Sore itu memang aku tak membuat minum ,bahkan, semenjak siang tadi aku tak memakan apapun  dan sejujurnya badanku kini terasa begitu lemas . Kau bangkit dan menarikku untuk duduk di sofa . Dengan isyarat jari telunjuk yang kau tunjukkan padaku , aku mengerti maksudmu . Kau ingin aku duduk diam disini dan tak pergi kemana – mana . Dan aku hanya tersenyum lemah untuk menunjukkan aku mengerti .
Kupandangi air danau bergerak menimbulkan sedikit gelombang , kumasukan kakiku kedalam air . “Hmm... dingin “ airnya sedikit dingin tapi menyegarkan pikirku , kupejamkan mata untuk menikmati sensasinya . Terik matahari sore yang sedikit hangat .. semilir angin yang bertiup segar membuatku seperti melihat alam dengan mata tertutup .
Imajinasi dan memori sedang beradu dalam pikiranku , seperti sedang menonton video yang di putar di layar tancap . Kenangan manis, pahit , sedih bermunculan tak berarturan tak memberiku sedikit jeda untuk lebih mencerna . Ini sudah seperti memasukan roti bulat – bulat kemulut tanpa bisa dicerna terlebih dahulu . Semilir angin meniupkan sebuah aroma , yang aku tahu pasti aroma apa itu .
“Hmmm...............kepiting kare “
membuat mataku terbuka seketika , dan ternyata piring kayu yang menjadi piring favoritku dengan seonggok nasi yang di sirami kuah kari dan kepiting berukuran sedang, berada di samping nasi sangat terlihat kontras dan mengguggah selera .
“makan dulu.. aku tahu kamu pasti belum makan dari tadi, di dapur hanya ada miecup dan itu sudah menguatkan opiniku “ katamu sembari menurunkan 2 cangkir minuman dari nampan yang kamu bawa . Sejenak aku berfikir ternyata lama kamu berkelana tak menghilangkan memorimu tentang apa yang aku suka . Kamu mulai memasukkan sendok yang terisi penuh dengan nasi kedalam mulutmu , aku selalu suka melihat cara kamu makan yang terlihat begitu bernafsu . Terkadang kamu terlihat seperti anak kecil yang baru mendapatkan mainan yang di inginkannya .
“rasanya masih sama seperti kari buatanmu setahun yang lalu “ kataku dalam hati memuji masakannya . Kini tinggal suapan terakhir dan habislah , perutku terasa sedikit begitu kenyang . Kamu mulai bertanya padaku “ kali ini berlari dari hal apa ? “ dengan mata masih tetap menatap ke air . Aku hanya menghela nafas panjang dan berkata ‘ tak ada ‘ .
Matahari kian mulai menghilang di balik bukit itu dan udara semakin terasa dingin . Diam ... dan hal itu terjadi cukup lama , kita seperti sibuk bermain dengan imajinasi kita masing – masing . Dan sampai pada akhirnya aku berbicara
“Lan ......... “
“iyah ? “
“bagaimana petualanganmu kemarin di karimun jawa ?”
“sangat luar biasa, seperti yang pernah aku katakan . Kita akan merasa luar biasa setiap menjumpai hal baru yang menarik dan menantang “
“ahh... baguslah “
“Dean...................”
“ahh.. iya Lan ?? “
“kemarin ..... aku iseng melihat – lihat isi blogmu “
Mataku seketika tercekat dan nafasku tertahan sesaat ketika aku mendengar kalimat terakhir ‘ blogmu ‘ yang dimana itu berarti blog milikku . Dan langsung pikiranku terjurus pada satu postingan yang kutulis 2hari yang lalu , tulisan yang aku tulis dengan penuh kepiluan dan rasa sakit yang mendera di hatiku . Tulisan yang memang menggambarkan perasaanku kepadanya ‘ Kelana ‘ . Lelaki dengan tinggi 170cm berwarna kulit sawo matang yang di sebabkan hobinya berpetualang, bentuk tubuhnya yang atletis , dengan rambut yang sedikit gondrong , mata coklat yang seperti pecahan kacang halzenut dan senyum yang selalu membuat jantung wanita manapun berdegup tidak normal . Dan dialah lelaki yang sedang duduk di sampingku .
 Aku masih membisu dalam potret gambar yang kini muncul silih berganti di samping pertentangan hati untuk berkata apa atas pertanyaanya ? lambaian tanganya menyadarkan .
 “Kenapa ? ada yang salah ?” tanyamu yang membuatku sedikit tersadar .
“Ah.. tak ada yang salah . lalu kenapa ? “
masih dengan gaya santaimu , kamu menatapku dengan sedikit nakal
“tak mengapa , sepertinya kamu sudah menemukannya . Lelaki pengganti Roy “
“he,emmmm......” disertai anggukan kecil sebagai pertanda benar
“kamu bodoh “
aku bingung kenapa dia berkata aku bodoh dan sejujurnya dari satu stengah tahun kami kenal dan dekat dia tak pernah berkata seperti itu . Dan sepertinya dia menangkap ekspresi kebingungganku .
“kenapa ? kenapa kamu tak mengungkapkan saja pada lelaki itu jika kamu mencintainya ? menunggu takkan membuatmu mendapatkannya .Kamu pengecut “
“Apaaa?? Aku peng...pengc... pengecut ??? “
gumamku dalam hati seakan tak percaya dengan kata – kata itu barusan . seperti roket yang siap berangkat dadaku mulai sesak menghujamkan kata – kata yang tak mampu terkeluar di bibirku . Aku tak benar yakin adanya rasa yang sama padanya . Dan sempat aku berfikir apakah hanya aku yang merasakan hal ini ?? penantianku setahun tak berarti ?????
Tiba – tiba kau bangkit dari dudukmu dan mulai membalikkan badanmu menuju pintu . Dan rasa muak menyelimuti hatiku , tanpa kukomando lagi badanku berdiri dan berbalik tanpa melangkah . Dan bibir yang selama ini terkunci rapat mulai bermain dengan kata , dengan tanggan menggepal menahan sedikit emosi dan rasa takut yang ada
“satu setengah tahun yang lalu saat Abang meninggal, kamu hadir dalam kehidupanku . Diawal kehadiranmu , aku sangat bahagia.. sikap lembutmu , manis perlakuanmu padaku seperti menemukan wujud renkarnasi dari Abang. Nyaman ? itu sangat pasti.. kau selalu ada disaat – saat terberat hidupku dan tak pernah berfikir rasa itu akan berubah seperti ini , lima bulan berlalu ketika kau mulai sibuk kembali berpetualang aku merasa rindu akan hadirmu . Disela kekosongan yang ada hadir sosokmu tak pernah berhenti ,sudah kucoba menghentikan perasaan ini tapi aku tak bisa . Aku memang pengecut , aku tak berani mengunggkapkan hal ini,aku terlalu takut untuk penolakan dan kamu akan menjauh dariku . “
Belum tuntas kalimatku , ia menyelanya
“ mama telah memilihkan jodoh untukmu , sebaiknya kamu kembali “
“ aku tak mencintainya “
“hentikanlah sikap bodohmu ini , dia lelaki yang mapan“
“tak akan !! aku... aku.... ak... kuuuu.....”
pintu mulai tergeser dan kakinyapun bersiapa melangkah masuk kedalam pondok
“aku... aku mencintaimu Kelana “
jeritku sedikit tertahan di sela derai air mata yang terjatuh , dan langkah kaki itu terhenti . Mataku tak lagi dapat melihat jelas ke arah depan karna begitu derasnya air mata yang berkumpul siap berjatuhan . Tubuhku masih terpaku berdiri disini diterpa angin yang mulai sedikit kencang dan terasa dingin . Aku tak lagi berharap kau akan mendengarkanku ataupun menengok kebelakang  .Tiba – tiba kurasakan badanku jatuh pada sesuatu yang hangat , pikiranku mulai tak benar aku merasa seperti melihat ikan berlarian di sekelilingku .
*
kulihat seekor kelinci berlari kecil berwarna coklat muda berlarian di dekatku , sangat lucu dan menggemaskan . Aku coba berlari mengejarnya hingga aku tersandung sebuah batu di dekat pohon . Kurasakan seperti ada yang menggoyangkan lenganku dan menyebut namaku Dean... Deandra bangunnn .
Kubuka mataku , dan “ Abang ............. “ pekikku . Kurasakan hangat pelukan Abang , pelukan yang sangat kurindukan . Hangat .... tanpa terasa air mataku mulai berjatuhan tanpa bisa kubendung .
“ menaggislah sayang ... “
aku tetap menanggis dan mungkin semakin menjadi bersamaan semakin eratnya pelukanku padanya . Hanya dialah orang yang paling memahamiku di banding saudaraku yang lainnya , dialah yang selalu memanjakanku disaat kasih sayang orang tua tak kudapatkan secara utuh disebabkan perceraian mereka .
“abang aku rindu padamu “
abang mulai melepaskan pelukannnya , dan dia hanya tersenyum .
“Dean.... bangunlah dan kembalillah pada Kelana , abang menyayangimu gadis kecilku .
*
“Abangggggg ............... !!!!!!!!!!!!!!!1 “
“Dean... dean ??? “ suara Kelana membanggunkankku dari mimpiku, begitu melihatnya aku langsung reflek memelukya dan menaggis sejadi – jadinya . Suaraku begitu terdengar parau ketika masih menyebut nama Abang . Kelana memelukku dan menggelus rambutku dengan rasa perhatiannya , dan diapun melepakan pelukkannya ketika aku mulai bisa mengontrol tanggisku .
“maaf “ kataku seraya sedikit menjauh darinya .
“tak apa , aku mengerti “
“apa yang terjadi padaku? “ aku merasa ada hal yang aneh pada diriku .
“kau pingsan selama 2hari gara – gara kau jatuh ke danau . kau tak ingat ?”
aku mulai menyadari dan ingat yang terjadi saat itu . Belum selesai pikiranku mencerna dan memfahami keadaan yang ada .
“Dean.... “
sembari tannganya meraih semariku ,
“aku tahu , aku bukanlah pria yang cukup peka . Dan aku adalah seorang pecundang dengan segala keegoisanku , aku terus mencari sosok yang pas . padahal pada kenyataanya orang yang memahamiku berada didekatku  bahkan sangat dekat denganku .
“Dean..... I love you” bisikmu di telinggaku .
Seketika aku merasa aliran darahku di pompa begitu cepat menuju jantung, dan terasa bunga – bunga tumbuh di dalamnya . Kata – kata yang singkat namun begitu membuatku tenang , kata yang telah lama kunantikan . Dan kini penantian selama setahunku terbayarkan sudah , kini aku tahu rasa itu sama .
“Deannn..... aku mencintaimu karena Allah , dan maukah kau menjadi pendampingku menyelesaikan petualangan hidup ini bersamaku ?? “
Subahanallah.... aku tak tau harus berkata apa lagi hanya anggukan dan derai air mata yang menjadi jawabannya . Dan kini aku benar – benar merasa bahagia .
**
Udara pagi yang sejuk , terpaan hangat matahari menerpa mukaku . aku terbangun dan coba beranjak melangkahkan kaki ke balkon kamarku . Samar – samar orama teh kayu manis kesukaanku tercium, dan semakin kuat saat kuinjakkan kakiku di pintu balkon yan terbuka .
“Morning sleepyhead J
suara yang sangat khas milik Kelana . ia menyodorkan segelas teh kayu manis kesukaanku .
“Aku tak bermimpi “ gumamku sambil mencubit pipiku .
“you’re not dreamed darl... “
ucapnya dengan gaya santainya sambil meyeruput kopinya . Dan aku hanya tersenyum malu mendengarnya .
“Deann....”
“iyah “ jawabku sambil melirik kearahnya ..
“setahun kamu menungguku , itu adalah waktu yang sangat lama . Aku memiliki pekerjaan yang harus aku selesaikan dan petualangan yang harus aku tuntaskan . “
Dan aku mengerti maksud perkataannya , dan sebelum kata itu berlanjut aku menjawabnya
“Tak apa menunggu sebulan, duabulan , setahun, duatahun . Takkan jadi masalah bagiku dengan suatu kepastian bahwa kau memilikki rasa yang sama “ 
Dia melihatku sedikit terperangah dan tersenyum aneh.. mungkin baginya aku aneh , tak apa . Yang penting aku sudah mengunggkapkannya .
“1bulan , aku butuh waktu sebulan untuk mengurus pekerjaanku dan sekaligus kepindahanku “
“pindah ???”
“aku meminta di pindah tugaskan di Malang , aku ingin kita menghabiskan waktu kita berdua disana hingga akhir menjemput “
“baik .. aku mengerti . sebulan
J
Aku tetap akan menunggumu disini Kelana, di pondok usang ini .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senin, 21 April 2014

Pondok penantian

Diposting oleh Unknown di 18.47


Seharusnya sore ini aku sendirian . Menikmati senja yang mendung dengan angin mulai bertiup tipis membelai kulitku . Pintu kaca kamarku terbuka oleh seseorang yang membuat acara sembunyiku sore ini gagal . Kututup novel yang sedang kubaca dan menaruhnya di atas meja kayu di dekat sofa. Aku beranjak berdiri dan menoleh mencari sosok yang membuka pintu itu.
“kamu datang“
hela nafasku panjang,kusiratkan senyum di sudut bibirku . Aroma hutan menyeruak sedikit menggugah hidungku, menarikku kembali menatapmu. Sepatu yang selalu terlihat kusam berdebu itu selalu menjadi ciri khas dari penampilanmu .

“hay.. dean , kamu gak mau memelukku ?” sapamu lembut dengan senyumanmu yang manis . Dan aku hanya tersenyum seraya mendekat padamu . Kamu letakkan ranselmu di kursi kayu tua itu dan kini aku tenggelam dalam pelukanmu , pelukan yang selalu membuatku merindu . Aroma sengatan matahari dan bau hutan begitu lekat pada pakaianmu , hal yang kurang membuatku nyaman tapi juga tak menggurungkan niatku untuk menjauh dari pelukanmu barang sedetikpun .
Mengacak – acak rambutku adalah kesukaanmu dan aku tak pernah marah , malah menyukainya . Aku selalu merasa seperti anak kucing yang dimanja oleh majikannya ketika kamy lakukan itu berulang – ulang . Kamu duduk di sofa tempatku duduk sebelumnya .
“masih sama , kamu gak ingin membuat minum ?”
“tidak “ jawabku  datar . Sore itu memang aku tak membuat minum ,bahkan, semenjak siang tadi aku tak memakan apapun  dan sejujurnya badanku kini terasa begitu lemas . Kau bangkit dan menarikku untuk duduk di sofa . Dengan isyarat jari telunjuk yang kau tunjukkan padaku , aku mengerti maksudmu . Kau ingin aku duduk diam disini dan tak pergi kemana – mana . Dan aku hanya tersenyum lemah untuk menunjukkan aku mengerti .
Kupandangi air danau bergerak menimbulkan sedikit gelombang , kumasukan kakiku kedalam air . “Hmm... dingin “ airnya sedikit dingin tapi menyegarkan pikirku , kupejamkan mata untuk menikmati sensasinya . Terik matahari sore yang sedikit hangat .. semilir angin yang bertiup segar membuatku seperti melihat alam dengan mata tertutup .
Imajinasi dan memori sedang beradu dalam pikiranku , seperti sedang menonton video yang di putar di layar tancap . Kenangan manis, pahit , sedih bermunculan tak berarturan tak memberiku sedikit jeda untuk lebih mencerna . Ini sudah seperti memasukan roti bulat – bulat kemulut tanpa bisa dicerna terlebih dahulu . Semilir angin meniupkan sebuah aroma , yang aku tahu pasti aroma apa itu .
“Hmmm...............kepiting kare “
membuat mataku terbuka seketika , dan ternyata piring kayu yang menjadi piring favoritku dengan seonggok nasi yang di sirami kuah kari dan kepiting berukuran sedang, berada di samping nasi sangat terlihat kontras dan mengguggah selera .
“makan dulu.. aku tahu kamu pasti belum makan dari tadi, di dapur hanya ada miecup dan itu sudah menguatkan opiniku “ katamu sembari menurunkan 2 cangkir minuman dari nampan yang kamu bawa . Sejenak aku berfikir ternyata lama kamu berkelana tak menghilangkan memorimu tentang apa yang aku suka . Kamu mulai memasukkan sendok yang terisi penuh dengan nasi kedalam mulutmu , aku selalu suka melihat cara kamu makan yang terlihat begitu bernafsu . Terkadang kamu terlihat seperti anak kecil yang baru mendapatkan mainan yang di inginkannya .
“rasanya masih sama seperti kari buatanmu setahun yang lalu “ kataku dalam hati memuji masakannya . Kini tinggal suapan terakhir dan habislah , perutku terasa sedikit begitu kenyang . Kamu mulai bertanya padaku “ kali ini berlari dari hal apa ? “ dengan mata masih tetap menatap ke air . Aku hanya menghela nafas panjang dan berkata ‘ tak ada ‘ .
Matahari kian mulai menghilang di balik bukit itu dan udara semakin terasa dingin . Diam ... dan hal itu terjadi cukup lama , kita seperti sibuk bermain dengan imajinasi kita masing – masing . Dan sampai pada akhirnya aku berbicara
“Lan ......... “
“iyah ? “
“bagaimana petualanganmu kemarin di karimun jawa ?”
“sangat luar biasa, seperti yang pernah aku katakan . Kita akan merasa luar biasa setiap menjumpai hal baru yang menarik dan menantang “
“ahh... baguslah “
“Dean...................”
“ahh.. iya Lan ?? “
“kemarin ..... aku iseng melihat – lihat isi blogmu “
Mataku seketika tercekat dan nafasku tertahan sesaat ketika aku mendengar kalimat terakhir ‘ blogmu ‘ yang dimana itu berarti blog milikku . Dan langsung pikiranku terjurus pada satu postingan yang kutulis 2hari yang lalu , tulisan yang aku tulis dengan penuh kepiluan dan rasa sakit yang mendera di hatiku . Tulisan yang memang menggambarkan perasaanku kepadanya ‘ Kelana ‘ . Lelaki dengan tinggi 170cm berwarna kulit sawo matang yang di sebabkan hobinya berpetualang, bentuk tubuhnya yang atletis , dengan rambut yang sedikit gondrong , mata coklat yang seperti pecahan kacang halzenut dan senyum yang selalu membuat jantung wanita manapun berdegup tidak normal . Dan dialah lelaki yang sedang duduk di sampingku .
 Aku masih membisu dalam potret gambar yang kini muncul silih berganti di samping pertentangan hati untuk berkata apa atas pertanyaanya ? lambaian tanganya menyadarkan .
 “Kenapa ? ada yang salah ?” tanyamu yang membuatku sedikit tersadar .
“Ah.. tak ada yang salah . lalu kenapa ? “
masih dengan gaya santaimu , kamu menatapku dengan sedikit nakal
“tak mengapa , sepertinya kamu sudah menemukannya . Lelaki pengganti Roy “
“he,emmmm......” disertai anggukan kecil sebagai pertanda benar
“kamu bodoh “
aku bingung kenapa dia berkata aku bodoh dan sejujurnya dari satu stengah tahun kami kenal dan dekat dia tak pernah berkata seperti itu . Dan sepertinya dia menangkap ekspresi kebingungganku .
“kenapa ? kenapa kamu tak mengungkapkan saja pada lelaki itu jika kamu mencintainya ? menunggu takkan membuatmu mendapatkannya .Kamu pengecut “
“Apaaa?? Aku peng...pengc... pengecut ??? “
gumamku dalam hati seakan tak percaya dengan kata – kata itu barusan . seperti roket yang siap berangkat dadaku mulai sesak menghujamkan kata – kata yang tak mampu terkeluar di bibirku . Aku tak benar yakin adanya rasa yang sama padanya . Dan sempat aku berfikir apakah hanya aku yang merasakan hal ini ?? penantianku setahun tak berarti ?????
Tiba – tiba kau bangkit dari dudukmu dan mulai membalikkan badanmu menuju pintu . Dan rasa muak menyelimuti hatiku , tanpa kukomando lagi badanku berdiri dan berbalik tanpa melangkah . Dan bibir yang selama ini terkunci rapat mulai bermain dengan kata , dengan tanggan menggepal menahan sedikit emosi dan rasa takut yang ada
“satu setengah tahun yang lalu saat Abang meninggal, kamu hadir dalam kehidupanku . Diawal kehadiranmu , aku sangat bahagia.. sikap lembutmu , manis perlakuanmu padaku seperti menemukan wujud renkarnasi dari Abang. Nyaman ? itu sangat pasti.. kau selalu ada disaat – saat terberat hidupku dan tak pernah berfikir rasa itu akan berubah seperti ini , lima bulan berlalu ketika kau mulai sibuk kembali berpetualang aku merasa rindu akan hadirmu . Disela kekosongan yang ada hadir sosokmu tak pernah berhenti ,sudah kucoba menghentikan perasaan ini tapi aku tak bisa . Aku memang pengecut , aku tak berani mengunggkapkan hal ini,aku terlalu takut untuk penolakan dan kamu akan menjauh dariku . “
Belum tuntas kalimatku , ia menyelanya
“ mama telah memilihkan jodoh untukmu , sebaiknya kamu kembali “
“ aku tak mencintainya “
“hentikanlah sikap bodohmu ini , dia lelaki yang mapan“
“tak akan !! aku... aku.... ak... kuuuu.....”
pintu mulai tergeser dan kakinyapun bersiapa melangkah masuk kedalam pondok
“aku... aku mencintaimu Kelana “
jeritku sedikit tertahan di sela derai air mata yang terjatuh , dan langkah kaki itu terhenti . Mataku tak lagi dapat melihat jelas ke arah depan karna begitu derasnya air mata yang berkumpul siap berjatuhan . Tubuhku masih terpaku berdiri disini diterpa angin yang mulai sedikit kencang dan terasa dingin . Aku tak lagi berharap kau akan mendengarkanku ataupun menengok kebelakang  .Tiba – tiba kurasakan badanku jatuh pada sesuatu yang hangat , pikiranku mulai tak benar aku merasa seperti melihat ikan berlarian di sekelilingku .
*
kulihat seekor kelinci berlari kecil berwarna coklat muda berlarian di dekatku , sangat lucu dan menggemaskan . Aku coba berlari mengejarnya hingga aku tersandung sebuah batu di dekat pohon . Kurasakan seperti ada yang menggoyangkan lenganku dan menyebut namaku Dean... Deandra bangunnn .
Kubuka mataku , dan “ Abang ............. “ pekikku . Kurasakan hangat pelukan Abang , pelukan yang sangat kurindukan . Hangat .... tanpa terasa air mataku mulai berjatuhan tanpa bisa kubendung .
“ menaggislah sayang ... “
aku tetap menanggis dan mungkin semakin menjadi bersamaan semakin eratnya pelukanku padanya . Hanya dialah orang yang paling memahamiku di banding saudaraku yang lainnya , dialah yang selalu memanjakanku disaat kasih sayang orang tua tak kudapatkan secara utuh disebabkan perceraian mereka .
“abang aku rindu padamu “
abang mulai melepaskan pelukannnya , dan dia hanya tersenyum .
“Dean.... bangunlah dan kembalillah pada Kelana , abang menyayangimu gadis kecilku .
*
“Abangggggg ............... !!!!!!!!!!!!!!!1 “
“Dean... dean ??? “ suara Kelana membanggunkankku dari mimpiku, begitu melihatnya aku langsung reflek memelukya dan menaggis sejadi – jadinya . Suaraku begitu terdengar parau ketika masih menyebut nama Abang . Kelana memelukku dan menggelus rambutku dengan rasa perhatiannya , dan diapun melepakan pelukkannya ketika aku mulai bisa mengontrol tanggisku .
“maaf “ kataku seraya sedikit menjauh darinya .
“tak apa , aku mengerti “
“apa yang terjadi padaku? “ aku merasa ada hal yang aneh pada diriku .
“kau pingsan selama 2hari gara – gara kau jatuh ke danau . kau tak ingat ?”
aku mulai menyadari dan ingat yang terjadi saat itu . Belum selesai pikiranku mencerna dan memfahami keadaan yang ada .
“Dean.... “
sembari tannganya meraih semariku ,
“aku tahu , aku bukanlah pria yang cukup peka . Dan aku adalah seorang pecundang dengan segala keegoisanku , aku terus mencari sosok yang pas . padahal pada kenyataanya orang yang memahamiku berada didekatku  bahkan sangat dekat denganku .
“Dean..... I love you” bisikmu di telinggaku .
Seketika aku merasa aliran darahku di pompa begitu cepat menuju jantung, dan terasa bunga – bunga tumbuh di dalamnya . Kata – kata yang singkat namun begitu membuatku tenang , kata yang telah lama kunantikan . Dan kini penantian selama setahunku terbayarkan sudah , kini aku tahu rasa itu sama .
“Deannn..... aku mencintaimu karena Allah , dan maukah kau menjadi pendampingku menyelesaikan petualangan hidup ini bersamaku ?? “
Subahanallah.... aku tak tau harus berkata apa lagi hanya anggukan dan derai air mata yang menjadi jawabannya . Dan kini aku benar – benar merasa bahagia .
**
Udara pagi yang sejuk , terpaan hangat matahari menerpa mukaku . aku terbangun dan coba beranjak melangkahkan kaki ke balkon kamarku . Samar – samar orama teh kayu manis kesukaanku tercium, dan semakin kuat saat kuinjakkan kakiku di pintu balkon yan terbuka .
“Morning sleepyhead J
suara yang sangat khas milik Kelana . ia menyodorkan segelas teh kayu manis kesukaanku .
“Aku tak bermimpi “ gumamku sambil mencubit pipiku .
“you’re not dreamed darl... “
ucapnya dengan gaya santainya sambil meyeruput kopinya . Dan aku hanya tersenyum malu mendengarnya .
“Deann....”
“iyah “ jawabku sambil melirik kearahnya ..
“setahun kamu menungguku , itu adalah waktu yang sangat lama . Aku memiliki pekerjaan yang harus aku selesaikan dan petualangan yang harus aku tuntaskan . “
Dan aku mengerti maksud perkataannya , dan sebelum kata itu berlanjut aku menjawabnya
“Tak apa menunggu sebulan, duabulan , setahun, duatahun . Takkan jadi masalah bagiku dengan suatu kepastian bahwa kau memilikki rasa yang sama “ 
Dia melihatku sedikit terperangah dan tersenyum aneh.. mungkin baginya aku aneh , tak apa . Yang penting aku sudah mengunggkapkannya .
“1bulan , aku butuh waktu sebulan untuk mengurus pekerjaanku dan sekaligus kepindahanku “
“pindah ???”
“aku meminta di pindah tugaskan di Malang , aku ingin kita menghabiskan waktu kita berdua disana hingga akhir menjemput “
“baik .. aku mengerti . sebulan
J
Aku tetap akan menunggumu disini Kelana, di pondok usang ini .

0 komentar on "Pondok penantian"

Posting Komentar